Lazada Philippines

Kursus Bahasa Inggris Kilat

Jumat, 18 Juni 2010

DPRK Langsa Jangan Ketakutan Seperti Dedemit Kena Damprat Raja Hantu

DPRK Langsa Jangan Ketakutan Seperti Dedemit Kena Damprat Raja Hantu

Oleh

Ibnu Sa’dan

RENCANA DPRK Langsa menelusuri dana yang hilang senilai Rp. 36 Milyar diperkirakan bakal menjadi sebuah kisah yang panjang. Ceritanya hampir mirip dengan serial dalam sinetron di telivisi negeri kita, berliku-liku, bersambung dari episode ke episode, dan berakhir tanpa makna apa-apa. Hati para elemin sipil sebagai pemirsa sinetron yang diperankan para anggota dewan itu, sempat berdebar-debar di awal cerita,tapi akhirnya menjadi kosong karena hilang harapan dan sekaligus sesak karena menahan marah.

Seumpama kisah dalam sinetron, orang-orang tertindas sering minta bantuan pada dedemit untuk melawan kekuatan gaib yang menderanya, serupa dengan harapan warga sipil Kota Langsa yang minta bantuan kepada dewan. Namun jika berhadapan dengan raja hantu, dapat dipastkan dedemit akan lari tunggang langgang walaupun sesajen telah diambil dari pemujanya. Demikian juga anggota dewan Kota Langsa, karena takut pada kekuatan yang lebih besar, nyalinya pun langsung terpuruk walaupun telah berjanji kepada rakyat pemilihnya.

Nasib lembaga DPRK Langsa sekarang bagaikan orang yang dihadapkan untuk memakan buah simalakama. Jika terus berupaya menelusuri dana Pemko Langsa yang hilang senilai Rp. 36 Milyar pasca bobolnya kas Pemko Tahun 2005 lalu, para anggota dewan haruslah punya nyali lebih menghadapi berbagai teror. Dan jika mau aman lebih baik diam-diam saja menikmati apa yang ada, tapi konsekwensinya fungsi gendang telinga harus dimatikan supaya tidak lagi mendengar suara dari masyarakat.

Hingga pada tahap sekarang, agaknya para anggota dewan lebih suka memilih alternatif kedua, membatalkan pembentukan pansus dan berdalih pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan alat kelengkapan dewan yang telah ada saja, yakni melalui komisi A. Hal ini sesuai dengan keputusan yang mereka ambil setelah diadakan rapat, Senin (14/6) lalu. Padahal sebelumnya, dalam pertemuan dengan elemen masyarakat sipil mereka telah berjanji apapun taruhannya pansus itu akan tetap dibentuk.

Ekses dari sikap DPRK Langsa yang ketakutan seperti dedemit kena damprat raja hantu itu sudah dapat diduga, para elemen sipil yang dimotori para mahasiswa tidak bisa menerimanya. Kamis (17/6), mereka yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Aspirasi Rakyat (GeMPAR) kembali melakukan demo ke gedung DPRK Langsa minta rencana pembentukan pansus harus dilanjutkan. Selain itu, Humas Koalisi Mahasiswa Aneuk Langsa (Komala), Zulfikar El Ghamara, Sabtu (19/6) juga kembali menyuarakan sikapnya kepada Waspada, mereka mendesak DPRK Langsa agar jangan takut kepada raja hantu yang tidak tentu wujudnya itu.

DPRK Langsa, kata Zulfikar El Ghamara, punya kekuatan baik secara hukum maupun politis. Selama anggota dewan bekerja dengan baik dan untuk membela masyarakat seharusnya mereka tidak perlu takut menjalankan fungsinya. Jika pun ada tekanan dari siapa saja yang tidak senang dengan kerja dewan, seluruh elemen masyarakat siap membelanya dengan berbagai cara, ujar Ghamara menyemangati para anggota dewan.
Meskipun dalam rapat sebelumnya para anggota dewan telah mengambil keputusan batal membentuk pansus, Ghamara menyarankan itu jangan sampai dijadikan harga mati.

Sekarang masih ada waktu untuk menggelar kembali rapat tersebut agar pansus benar-benar dapat terbentuk. Jika jadwal sudah ditentukan dan banyak anggota dewan tidak mau hadir seperti pada rapat yang lalu, tambahnya, pimpinan dewan boleh minta bantu kepada mahasiswa untuk memfasilitasi penjemputan mereka yang enggan bekerja untuk kepentingan rakyat.

“Kami seluruh mahasiswa yang ada di Kota Langsa siap membantu anggota dewan, bahkan mahasiswa asal Langsa yang kuliah di luar pun bersedia pulang untuk itu,” ujar Zulfikar El Ghamara memberi jaminan.***

2 komentar:

  1. Kasihan Warga Langsa. Nasibnya tidak berubah walaupun telahterjadi pemekaran.

    BalasHapus
  2. boss nya aja bisa masuk bui...

    BalasHapus