Lazada Philippines

Kursus Bahasa Inggris Kilat

Kamis, 27 Mei 2010

Mabok Laen Lhueh Mabok Rukok

Habis Sebatang Rokok Berlanjut Mabuk DenganTiga Ta


Oleh Ibnu Sa’dan


MASYARAKAT Aceh terkenal pecandu berat terhadap rokok. Dimana-mana ada orang menghisap rokok, di waung kopi, di kantor pemerintah, di gardu jaga, di meunasah, bahkan di mesjid-mesjid sambil menunggu waktu shalat orang menghisap rokok. Selain nikmat yang diperoleh, korban akibat mabuk rokok pun cukup banyak terjadi. Di luar yang jatuh sakit karena pengaruh nikotin yang terkandung di dalam rokok, pada masa lalu banyak orang Aceh yang masuk penjara akibat memberi rokok kepada seseorang yang mememusuhi pemerintah.

Selama masa konflik antara GAM dengan pemerintah, istilah rokok juga cukup populer. Saat itu, kata sibak rukok teuk (tinggal sebatang rokok lagi) Aceh akan berdaulat sangat sering terdengar di tengah-tengah masyarakat. Tidak terhitung orang yang mabuk karenanya, dan baru berakhir setelah MoU Helsinki ditandatangani antara GAM dan pemerintah.

Sejak terjadi perdamaian, maka mabuk karena semangat api rokok menjadi padam, dan kemudian secara perlahan-lahan berganti dengan mabuk dalam bentuk yang lain yaitu mabuk pada pemburuan harta, tahta, dan wanita. Yang dapat disingkat dengan mabuk tiga ta.

Ekses dari mabuk tiga ta ini, tidak dapat dihindari, kehidupan masyarakat menjadi makin terpuruk. Tidak kalah dengan akibat mabuk yang disebabkan oleh pengaruh rokok sebelumnya. Mabuk karena perebutan harta dan tahta berimbas sampai ke desa-desa. Salah satu contohnya, seperti yang ada di Kabupaten Aceh Timur, karena perebutan tahta pimpinan di DPRK, nasib rakyat tidak ada lagi yang memikirkan. Demikian juga dengan mabuk perebutan harta, banyak proyek kepentingan umum tidak selesai dikerjakan.

Dalam perebutan tahta, misalnya, setelah orang-orang yang sebelumnya menjadi harapan rakyat kemudian didaulat menjadi pemimpin, dan berhasil duduk pada posisi terhormat, lalu sebagian besar diantara mereka malah lupa daratan. Mereka mabuk dengan tahtanya, dan dengan masyarakat kian hari kaina menjauh.

Ironisnya lagi, setelah tahta didapat, sebagian diantaranya justru menggunakan power dari tahta tersebut untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya bagi kepentingan pribadi. Dengan berbagai cara, dan tidak peduli ada pihak lain yang dirugikan. Bahkan tidak segan-segan kepentigan rakyat pun dikorbankan. Misalnya dengan merebut proyek pekerjaan fasilitas umum untuk dikerjakan, setelah proyek didapat lalu tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, supaya keuntungan yang diperoleh bisa berlipat-lipat.

Kemudian tidak jarang pula terjadi, setelah sukses mendapat tahta dan harta, lalu tidak mau ketinggalan untuk menambah satu lagi sumber kenikmatan hidup duniawinya yaitu wanita. Ada yang mengumpulkan lebih dari satu wanita untuk dijadikan sebagai istri yang sah, dan ada juga yang benar-benar mabuk sehingga tidak peuli terhadap apapun. Termasuk hukum agam dialanggarnya. Tidur dengan wanita yang bukan istrinya, bersenang-senang seakan-akan telah mendapat syurga di dunia.

Yang belum kedapatan sama warga masyarakat tentunya masih bisa ketawa, tapi yang kedapatan apa boleh buat terpaksa menanggung akibatnya, dihajar massa sampai menjadi koma. Demikianlah potret buram mabuk tigak ta.

Dan tulisan ini saya buat tidak sedikitpun berkeinginan untuk menghujat siapapun, melainkan untuk mengingat kita semua. Dengan harapan, siapa yang masih dalam keadaan mabuk cepat insaf dan sadar serta segera dapat kembali pada jalan yang benar. Semoga Allah SWT meridhai kita semua, serta bala dan bencana menjauh dari kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar